Warga diingatkan untuk mengonsumsi antibiotik sesuai dosis

Warga diingatkan untuk mengonsumsi antibiotik sesuai dosis

Topautopay.com – Warga diingatkan untuk mengonsumsi antibiotik sesuai dosis yang diresepkan oleh dokter. Hal ini penting untuk memastikan pengobatan yang efektif dan mencegah resistensi antibiotik. Penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dosis dapat berdampak buruk bagi kesehatan dan mempercepat terjadinya resistensi antibiotik. Oleh karena itu, patuhi aturan dokter dalam mengonsumsi antibiotik.

DOKTER dokter spesialis penyakit dalam subspesialisasi penyakit menular tropis Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Lie Khie Chen mengimbau masyarakat untuk mengonsumsi antibiotik sesuai dosis dan indikasi guna mengurangi resistensi bakteri terhadap antibiotik. “Sudah saatnya menghentikan penggunaan antibiotik secara berlebihan dan tidak sesuai indikasi,” kata Lie Khie Chen, Jumat (10/11). Menurutnya, kebiasaan mengonsumsi antibiotik tanpa mengindahkan anjuran dokter membuat beberapa jenis bakteri semakin kebal terhadap efek antibiotik. Pasalnya, bakteri akan terus mencari cara beradaptasi dan bertahan hidup saat terkena antibiotik. Baca juga: Ini Tandanya Anak Anda Tidak Boleh Diberi Obat Meski Sedang Flu. Lie Khie Chen mengatakan, beberapa adaptasi yang dilakukan bakteri adalah menciptakan enzim yang menonaktifkan kerja antibiotik, mengeluarkan kembali antibiotik yang masuk ke dalam tubuhnya, dan mengubah tempat kerja antibiotik di dalam tubuh sehingga zat tersebut tidak berpengaruh. . Ia juga mengatakan, mengonsumsi antibiotik yang terlalu sering dan penggunaannya tidak tepat juga dapat membunuh bakteri menguntungkan dalam tubuh manusia yang disebut mikroflora normal, sehingga membuat tubuh lebih rentan diserang bakteri jahat. Penggunaan antibiotik bukan karena indikasi infeksi menyebabkan semakin seringnya bakteri terpapar antibiotik, sehingga bakteri yang seharusnya menjadi pelindung kita malah mati, dan bakteri yang resisten terhadap obat ini berkembang biak dengan bebas, kata dokter RSCM. Baca juga: Tak kunjung membaik setelah minum antibiotik? Itu bisa jadi penyebabnya. Oleh karena itu, ia menyatakan pentingnya melakukan diagnosis yang akurat sebelum mengonsumsi antibiotik karena setiap obat memiliki kegunaan spesifik untuk bakteri tertentu. Selain itu, alumni Universitas Indonesia ini juga menyoroti penggunaan antibiotik di sektor non medis, misalnya sebagai pemacu pertumbuhan di sektor peternakan, yang juga menjadi perhatian pemerintah agar penggunaannya bisa dikurangi. Jadi kalau kita tidak perlu menggunakan antibiotik ini, jangan digunakan, karena akan berbahaya dan berdampak pada kita, ujarnya. Lie Khie Chen mengatakan, selama 10 tahun terakhir, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah merencanakan untuk memerangi resistensi bakteri terhadap antibiotik karena diperkirakan 10 juta orang akan meninggal akibat infeksi bakteri pada tahun 2050. Oleh karena itu, ia menyerukan kepada tenaga medis dan masyarakat luas untuk menyebarkan informasi tentang penggunaan antibiotik yang tepat agar bakteri tidak menjadi resisten terhadap zat tersebut sehingga antibiotik tetap menjadi pengobatan yang efektif. “Antibiotik merupakan kekayaan umat manusia untuk dapat membunuh bakteri dan fungsi tersebut harus kita jaga selamanya. Jika tidak, anak cucu kita tidak akan dapat merasakan manfaat antibiotik,” pungkas Lie Khie Chen. (Semut/Z-1)

DOKTER dokter spesialis penyakit dalam subspesialisasi penyakit menular tropis Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Lie Khie Chen mengimbau masyarakat untuk mengonsumsi antibiotik sesuai dosis dan indikasi guna mengurangi resistensi bakteri terhadap antibiotik.

Bacaan Lainnya

“Sudah saatnya menghentikan penggunaan antibiotik secara berlebihan dan tidak sesuai indikasi,” kata Lie Khie Chen, Jumat (10/11).

Menurutnya, kebiasaan mengonsumsi antibiotik tanpa mengindahkan anjuran dokter membuat beberapa jenis bakteri semakin kebal terhadap efek antibiotik. Pasalnya, bakteri akan terus mencari cara beradaptasi dan bertahan hidup saat terkena antibiotik.

Ini tandanya anak Anda tidak boleh diberi obat meski sedang pilek

Lie Khie Chen mengatakan, beberapa adaptasi yang dilakukan bakteri adalah menciptakan enzim yang menonaktifkan antibiotik, mengeluarkan kembali antibiotik yang masuk ke dalam tubuh, dan mengubah tempat kerja antibiotik di dalam tubuh sehingga zat tersebut tidak berpengaruh.

Ia juga mengatakan, mengonsumsi antibiotik yang terlalu sering dan penggunaannya tidak tepat juga dapat membunuh bakteri menguntungkan dalam tubuh manusia yang disebut mikroflora normal, sehingga membuat tubuh lebih rentan diserang bakteri jahat.

Penggunaan antibiotik bukan karena indikasi infeksi menyebabkan semakin seringnya bakteri terpapar antibiotik, sehingga bakteri yang seharusnya menjadi pelindung kita malah mati, dan bakteri yang resisten terhadap obat ini berkembang biak dengan bebas, kata dokter RSCM.

Tidak membaik setelah minum antibiotik? Ini mungkin penyebabnya

Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya mendapatkan diagnosis yang akurat sebelum mengonsumsi antibiotik, karena setiap obat memiliki kegunaan spesifik untuk bakteri tertentu.

Selain itu, alumnus Universitas Indonesia ini juga menyoroti penggunaan antibiotik di sektor non medis, misalnya sebagai growth promotor di sektor peternakan, juga menjadi perhatian pemerintah agar penggunaannya bisa dikurangi.

Jadi kalau kita tidak perlu menggunakan antibiotik ini, jangan digunakan, karena akan berbahaya dan berdampak pada kita, ujarnya.

Lie Khie Chen mengatakan bahwa selama 10 tahun terakhir, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah merencanakan untuk memerangi resistensi antibiotik pada bakteri karena diperkirakan 10 juta orang akan meninggal akibat infeksi bakteri pada tahun 2050.

Oleh karena itu, ia mengimbau para tenaga medis dan masyarakat luas untuk menyebarkan informasi mengenai penggunaan antibiotik yang benar agar bakteri tidak menjadi resisten terhadap zat tersebut, sehingga antibiotik tetap menjadi pengobatan yang efektif.

“Antibiotik merupakan suatu keuntungan bagi umat manusia untuk dapat membunuh bakteri dan fungsi tersebut harus kita jaga selamanya. Jika tidak, anak cucu kita tidak akan dapat merasakan manfaat antibiotik,” pungkas Lie Khie Chen. (Semut/Z-1)

Warga diingatkan untuk mengonsumsi antibiotik sesuai dosis yang diresepkan oleh dokter. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dosisnya dapat menyebabkan resistensi bakteri dan efek samping yang merugikan. Untuk keberhasilan pengobatan dan mencegah resistensi antibiotik, penting bagi warga untuk mengikuti petunjuk penggunaan antibiotik dengan benar.

Source

Pos terkait