Topautopay.com – Peran wanita dalam dunia teknologi semakin meningkat dan penting. Wanita memiliki potensi yang besar dalam memimpin, mendesain dan mengembangkan teknologi masa depan. Dalam industri teknologi yang didominasi oleh pria, peran wanita memberikan perspektif yang berbeda dan kemampuan untuk menciptakan produk yang lebih inklusif dan user-friendly. Peluang ini semakin terbuka dari tahun ke tahun berkat upaya pemerintah dan komunitas untuk mendorong partisipasi wanita dalam teknologi.
Perempuan masih kurang terwakili di dunia teknologi. Stigma bahwa dunia teknologi adalah dunia laki-laki dengan kebutuhan logika yang tinggi menjadi salah satu alasan mengapa kontribusi perempuan di bidang ini sebagian besar masih belum terlihat.
Inilah yang ingin dihilangkan Sabata Alisa. Perempuan yang menjabat sebagai wakil presiden aliansi G2Academy ini mengatakan bahwa laki-laki dan perempuan harus setara untuk terlibat dalam bidang teknologi.
“Sebetulnya kita harus setara antara laki-laki dan perempuan. Bukan berarti 50:50, tapi saya percaya bahwa kesetaraan itu sesuai dengan pembagiannya. Sebagai perempuan, saya tahu bahwa laki-laki dan teknologi mendukung sisi manusia. Dan perempuan termasuk. Bahkan saya sendiri sangat tertarik untuk membuat dampak positif melalui teknologi, yang kurang dimiliki perempuan di sini,” kata Sabata dalam keterangannya, Selasa (11/4).
Wanita juga harus cerdas secara digital
Selain itu, perempuan yang akrab disapa Lisa itu mengatakan perannya di G2Academy bisa dikatakan krusial bagi kelangsungan bisnis sejumlah perusahaan.
Ia harus mampu menjembatani kesenjangan antara kebutuhan industri dengan talenta digital yang dimiliki dan dilatih di G2Academy.
Sutradara wanita Pakistan Obaid Chennai sedang mengerjakan film Star Wars
kata Lisa
G2Academy adalah layanan akademi teknologi digital sekaligus penyedia solusi teknologi digital inovatif di Indonesia. G2Academy juga merupakan mitra platform digital resmi dari program kartu prakerja.
Bisa dikatakan, kerjasama G2Academy dengan Kartu Prakerja merupakan salah satu keberhasilan penilaian Lisa dengan pemerintah.
Selain itu, G2Academy juga menggandeng Banus Online Learning dalam program bernama Indodigi. Program ini bertujuan untuk mendukung pemerintah dalam memenuhi target sembilan juta talenta digital pada tahun 2030.
Melalui IndoDigi, siswa SMA/SMK yang memenuhi syarat untuk kelas Digital Technology Bootcamp Scholarship akan mendapatkan kuliah selama 12 minggu setara dengan 20 sks dan kemudian BINUS Online Education di bidang Teknik Informatika untuk melanjutkan ke program pendidikan sarjana.
Selama menyelesaikan mata kuliah S1, mahasiswa akan berkarir di bidang pengembangan solusi teknologi digital selama empat tahun dengan penempatan kerja dari G2Academy, sehingga dapat membiayai studinya dengan penghasilan dari penempatan kerja tersebut.
Menurut Lisa, G2Academy hadir untuk membentuk masa depan bangsa digital yang berjalan seiring antara manusia dan teknologi, bukan menggantikannya.
“Bagaimana kita berjalan beriringan? Melalui pendidikan tentunya dan pendidikan adalah sebuah trend. Makanya kurikulum kita di G2Academy akan terus diupdate sesuai dengan kebutuhan industri. Kurikulum kita yang dulu itu satu. Beda banget sekarang. Kita kan implementasinya di pendidikan formal. Butuh waktu. Jadi kita saling melengkapi.” dia berkata. (Z-11)
Wanita memegang peranan penting dalam dunia teknologi. Mereka tidak hanya berperan sebagai pengguna teknologi, tetapi juga memiliki potensi untuk menjadi pemimpin dan inovator dalam industri teknologi. Dengan meningkatkan partisipasi wanita dalam teknologi, kita dapat menciptakan solusi lebih baik untuk tantangan global dan meningkatkan kesetaraan gender di tempat kerja.