Topautopay.com – Sebaliknya dengan kemajuan teknologi dan media sosial, kebutuhan akan literasi damai bagi generasi muda semakin penting. Generasi muda harus belajar untuk memahami perspektif orang lain, menghormati perbedaan, dan menghindari konflik yang merugikan. Dengan memperluas wawasannya, mereka dapat membangun masyarakat yang damai dan inklusif.
Salehuddin Nasoshan, Kepala Sub Bagian Humas Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), menyoroti pentingnya literasi damai bagi generasi muda untuk memerangi ekstremisme.
“Kita perlu memberi mereka gambaran tentang narasi yang mengarah pada bahaya terorisme radikal dan pentingnya menyiapkan narasi yang bersifat nasional atau nasional atau NKRI,” kata Solnas, yang menggunakan nama samaran Salehuddin Nasushan, seperti diberitakan. oleh Antara di Jakarta. , Kamis (1397/4).
Beliau menjelaskan pentingnya pendidikan literasi untuk ketentraman generasi muda. Literasi perdamaian akan membantu generasi muda untuk menghadapi berbagai narasi di dunia maya.
Hal senada disampaikan Guru Besar Tafsir Alquran Universitas Islam Negeri (UIN) Sinan Gangang Jati Bandung Jajang E Rahmana.
Jajang mengatakan, generasi muda harus kritis dalam menyaring informasi yang mereka terima sebelum dipublikasikan. Generasi muda harus pintar memilah mana narasi yang memiliki nilai negatif dan mana narasi yang sebaliknya.
“Dan dengan demikian, konten negatif tidak akan mudah menyebar jika dia berhati-hati dan berhati-hati agar tidak mudah menyebar,” katanya.
Ia meminta generasi muda untuk aktif mengisi kontennya di media sosial dengan status-status yang indah dan menunjukkan rasa cinta tanah air.
“Misalnya mereka bisa mengisinya dengan berbagai konten kuliner, aset wisata domestik di berbagai daerah, aset etnik yang bisa digali sebagai cara untuk mencegah konten yang selama ini ada di masyarakat. Hal itu menimbulkan kesalahpahaman seperti ekstremisme. .” dia berkata.
Untuk itu, Jajang meyakini generasi muda tidak akan menjadi silent mayoritas dalam membangun perdamaian di Indonesia.
“Saya kira memang perlu ada respon aktif dari generasi muda untuk mengisi konten digital dengan pesan-pesan yang baik dan damai,” ujarnya. (Semut/I-2)
Dalam era digital yang semakin maju ini, generasi muda dituntut untuk mengasah keterampilan literasi damai agar dapat membedakan informasi yang benar dan hoaks. Literasi damai merupakan kemampuan untuk menghargai perbedaan pandangan dan memecahkan konflik secara bijaksana. Hal tersebut sangat penting agar generasi muda dapat membangun dunia yang lebih harmonis dan damai.