Perhatikan hal ini untuk menjadi warga digital yang mumpuni,

Perhatikan Hal Ini untuk Jadi Warga Digital yang Cakap, Beretika, dan Berdaya

freepik.com/ArtBoy (ilustrasi kewarganegaraan digital.)

SETIAP warga digital Indonesia harus memahami bahwa mereka harus menguasai gaya hidup dan keterampilan digital untuk mencapai tujuan hidup yang nyaman, stabil, dan aman. Sedangkan keterampilan media digital meliputi pemahaman lanskap digital, aplikasi chat dan media sosial, mesin pencari informasi, dompet digital, pasar dan transaksi.

Direktur Pemasaran Compass Publishing, Femikirana Widjaja, menyampaikan hal tersebut saat menjadi narasumber pada webinar literasi digital segmen pendidikan yang diadakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Dinas Pendidikan Provinsi Sumbar di Dharmasraya, Selasa ( 10.1. ).

Bacaan Lainnya

Dalam diskusi daring bertajuk “Menjadi Warga Digital yang Capable, Ethical, dan Empowered”, Femikhirana menyampaikan bahwa kompetensi dalam lanskap digital memerlukan penguasaan pengetahuan terhadap jenis perangkat keras (gadget) dan perangkat lunak seperti perangkat lunak dan aplikasi.

Misalnya mengetahui spesifikasi hardware yang digunakan, cara pengelolaannya, setting akun, setting hardware tambahan seperti mouse, printer, monitor dan keyboard, jelas Femikhirana dalam keterangannya dalam diskusi yang dimoderatori Nabila Amanda Putri.

Menurut Femihirana, software yang harus dikuasai meliputi sistem operasi, pembuatan folder, copy, paste, rename dan pengelolaan data. Juga menguasai aplikasi yang mendukung pembelajaran dan kreativitas produktif.

“Contoh Microsoft Office, editing gambar atau video, coding dasar atau logika pemrograman, serta perangkat jaringan, jenis koneksi internet, kuota, pengaturan jaringan dan fitur keamanan koneksi,” jelas Femikhirana kepada siswa sekolah dasar yang mengikuti kegiatan tersebut. diskusi dengan cara nonton bareng (nobar).

Femikhirana menambahkan, keamanan dasar harus ditanamkan sejak dini, seperti membuat kata sandi yang unik dan kuat, menggunakan otentikasi dua faktor (2FA) dan mengajarkan masyarakat untuk tidak mengisi tautan ilegal.

Di sisi lain, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Dharmasraya Bobby Perdana Riza meminta peserta diskusi tidak melakukan aktivitas negatif di media digital, misalnya pelanggaran kesusilaan dan perjudian.

“Hindari cyberbullying dan ujaran kebencian, penghinaan atau pencemaran nama baik, pemerasan, pengancaman, menyebarkan tipu muslihat dan permusuhan berdasarkan suku, agama, ras dan antargolongan (SARA),” mohon Bobby Perdana Riza.

Sementara itu, CEO PT Elok Prima Asia Erlan Primansyah berpesan kepada para panelis untuk menerapkan etika digital di dunia maya sesuai ruang lingkupnya.

“Ruang lingkup etika digital yaitu kesadaran, tanggung jawab, integritas (kejujuran) dan kebajikan. “Pemanfaatan media digital harus mempunyai tujuan, siap menanggung akibatnya, menghindari plagiarisme dan manipulasi, serta memanfaatkan media digital untuk kemaslahatan, kemanusiaan, dan kebaikan,” jelas Erlan Primansyah.

Sekadar informasi, webinar yang digelar di Dharmasraya ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD). GNLD diselenggarakan sebagai upaya percepatan transformasi digital di bidang pendidikan bagi kelompok masyarakat menuju #MakinCakapDigital Indonesia.

Sejak dimulai pada tahun 2017, hingga akhir tahun 2023 tercatat 24,6 juta orang yang hadir. Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia pada akhir tahun 2024.

Keterampilan digital menjadi penting karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – Pengguna internet di Indonesia akan mencapai 221,5 juta orang pada tahun 2024 dari total penduduk 278,7 juta jiwa di Indonesia. (B-3)

Pos terkait