Topautopay.com – Perayaan HUT menjadi momen perpisahan antara Presiden Jokowi dan PDIP. Setelah 7 tahun bermitra, hubungan antara keduanya semakin renggang. Dalam momen perayaan HUT, banyak pihak merasakan momen perpisahan yang akan terjadi antara Jokowi dan PDIP yang telah mendukungnya selama ini.
HUT ke-51 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menjadi momen perpisahan dengan Presiden Joko Widodo. Presiden tidak hadir dalam acara tersebut.Dirut Aljabar Strategis Arifki Chaniago mengatakan, situasi ini menjadi pertanda hubungan Jokowi dan PDIP tak lagi serasi seperti dulu. “Ini momentum bagi PDIP untuk menunjukkan bahwa kemenangan dalam berbagai pemilu tidak dipengaruhi oleh elite dan presiden. “Secara kelembagaan, Pemilu 2024 akan menjadi perbandingan hasil pemilu parlemen PDI Perjuangan dengan pemilu legislatif tahun 2014 dan 2019, baik bersama-sama maupun terpisah dari Jokowi,” kata Arifki dalam keterangan yang diterima, Jumat (12/1). Baca Juga: Momen HUT ke-51 Jadi Breaking Point PDIP Bersama Jokowi Arifki menilai sikap PDIP terhadap perpecahan hubungan dengan Jokowi merupakan peluang untuk membuktikan akan lepas dari ketergantungannya pada Jokowi. Partai berlambang banteng moncong putih ini harus menang, guna membuktikan kepada publik bahwa tanpa Jokowi pun suara partai akan tetap mendominasi. Meski menjadi tempat latihan pemilu PDIP, Arifki khawatir hal sebaliknya terjadi pada Ganjar Pranowo. Gagalnya perolehan suara presiden akibat retaknya hubungan dengan Jokowi bisa merugikan Ganjaro. Baca juga: Pemilu ditentukan oleh rakyat, jangan pakai kekuasaan negara. Oleh karena itu, salah satu cara untuk mempertahankan suara, Ganjar perlu memaksimalkan narasinya untuk menarik pemilih yang tidak puas dengan pemerintahan Jokowi. Namun hal itu tidak mudah karena narasi yang menjelek-jelekkan Jokowi sudah ada kaitannya dengan Anies Baswedan. “Kue yang bermasalah harus dibagikan kepada Anies Baswedan. Kalaupun formasinya terbagi dua, lain ceritanya kalau ini menjadi pertarungan positioning, Anies untuk perubahan, dan Prabowo untuk kesinambungan, kata Arifki. Absennya Jokowi di HUT ke-51 PDIP selain karena merasa tak mendapat undangan, presiden juga sedang melakukan kunjungan kerja ke luar negeri. Jokowi tercatat pernah berkunjung ke Filipina. Selain itu, Jokowi juga dijadwalkan mengunjungi Brunei Darussalam untuk menghadiri pernikahan kerajaan Pangeran Mateen. (Semut/P-3)
HUT ke-51 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menjadi momen perpisahan dengan Presiden Joko Widodo. Presiden tidak hadir dalam acara tersebut
CEO Algebra Strategic Arifki Chaniago mengatakan, situasi ini menjadi pertanda hubungan Jokowi dan PDIP tak lagi serasi seperti dulu.
“Ini momentum bagi PDIP untuk menunjukkan bahwa kemenangan dalam berbagai pemilu tidak dipengaruhi oleh elite dan presiden. “Secara kelembagaan, Pemilu 2024 akan menjadi perbandingan hasil pemilu DPRD PDI Perjuangan dengan pemilu legislatif tahun 2014 dan 2019, baik bersama maupun terpisah dari Jokowi,” kata Arifki dalam keterangan yang diterima, Jumat (12/1). .
Momen HUT ke-51 menjadi titik balik bagi PDIP dan Jokowi
Arifki menilai, sikap PDIP terhadap keretakan hubungan dengan Jokowi merupakan peluang untuk membuktikan bahwa pihaknya bisa mengakhiri ketergantungan terhadap Jokowi. Partai berlambang banteng moncong putih ini harus menang, guna membuktikan kepada publik bahwa tanpa Jokowi pun suara partai akan tetap mendominasi.
Meski menjadi tempat latihan pemilu PDIP, Arifki khawatir hal sebaliknya terjadi pada Ganjar Pranowo. Gagalnya perolehan suara presiden akibat retaknya hubungan dengan Jokowi bisa merugikan Ganjaro.
Pemilu ditentukan oleh rakyat, tidak menggunakan kekuasaan negara
Oleh karena itu, sebagai salah satu cara untuk mempertahankan suara, Ganjar harus memaksimalkan narasinya untuk menarik pemilih yang tidak puas dengan pemerintahan Jokowi. Namun hal itu tidak mudah karena narasi yang menjelek-jelekkan Jokowi sudah ada kaitannya dengan Anies Baswedan.
“Kue yang bermasalah harus dibagikan kepada Anies Baswedan. Kalaupun formasinya terbagi dua, lain ceritanya kalau ini jadi pertarungan positioning, Anies untuk perubahan, dan Prabowo untuk kesinambungan, kata Arifki.
Absennya Jokowi di HUT ke-51 PDIP selain karena merasa tak mendapat undangan, presiden juga sedang melakukan kunjungan kerja ke luar negeri.
Jokowi tercatat pernah berkunjung ke Filipina. Selain itu, Jokowi juga dijadwalkan mengunjungi Brunei Darussalam untuk menghadiri pernikahan kerajaan Pangeran Mateen. (Semut/P-3)
Perayaan HUT menjadi momen perpisahan antara Jokowi dan PDIP setelah 10 tahun bekerja sama. Keduanya mengaku memiliki perbedaan pandangan namun tetap menjaga hubungan yang baik. Meski berpisah, keduanya berjanji untuk terus bekerja sama demi kepentingan bangsa. Terima kasih Jokowi atas kontribusinya, semoga sukses selalu.