Topautopay.com – Pada tahun 2023, pendapatan pemerintah dari sektor migas mengalami penurunan drastis menjadi Rp 117 triliun. Penurunan ini diakibatkan oleh berbagai faktor, seperti harga minyak dunia yang terus menurun dan penurunan produksi migas di dalam negeri. Hal ini menjadi tantangan besar bagi pemerintah dalam mengelola anggaran negara ke depan.
DIREKTUR Utama Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Tutuka Ariadji mengatakan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sektor minyak dan gas (migas) sebesar Rp 117 triliun selama tahun 2023. Jumlah tersebut menurun dibandingkan capaian tahun 2022. .yang sebesar Rp 148,7 triliun. Dijelaskannya, penyebab penurunan PNBP ini erat kaitannya dengan tren harga minyak mentah Indonesia (ICP) yang akan menurun pada tahun 2023. Menurut Dirjen Migas, rata-rata ICP Januari-Desember 2023 sebesar $78,43 per barel. Sedangkan rata-rata ICP Januari-Desember 2022 mencapai $97,03 per barel. Baca Juga: SKK Migas: Total Investasi PSN Produksi Migas Capai Rp 702T “Memang PNBP 2023 turun dibandingkan tahun 2022 karena mengikuti ICP. Kami melihat ICP tahun 2022 memang sangat tinggi sehingga pendapatan tahun 2022 lebih tinggi dan Tahun 2023 turun lagi,” kata Tutuka dalam konferensi pers capaian subsektor migas tahun 2023 di Jakarta, Selasa (16/1). Efisiensi produksi minyak siap jual atau lifting pada tahun 2023 turun menjadi 605,5 ribu barel per hari (mbopd), turun dari lifting. Sedangkan gas lift pada tahun 2023 sedikit meningkat dibandingkan tahun 2022 menjadi 1.100 ribu barel setara minyak per hari (mboepd). Baca Juga: Produksi Gas HCML Tumbuh 250 MMSCFD Tutuka menjelaskan, jika pembangunan infrastruktur gas dalam negeri memadai maka akan mendatangkan banyak offtaker atau pembeli gas. Pemerintah akan menyelesaikan serangkaian proyek pipa gas. Proyek ini II. tahap Pipa Transmisi Gas Bumi Cirebon-Semarang dijadwalkan selesai pada awal tahun 2025. Sementara untuk menambang minyak, pemerintah mendorong kontraktor kontrak kerja sama (CCP) untuk melakukan pengeboran sumur-sumur potensial guna meningkatkan produksi minyak. “Untuk minyak, kita harus melakukan hal-hal tambahan dan penemuan-penemuan seperti mencari lapangan-lapangan (migas) yang belum dimanfaatkan dan sumur-sumur yang kurang dimanfaatkan,” jelas Tutuka. Realisasi investasi migas tahun lalu senilai USD 15,6 miliar atau sekitar Rp 243 triliun (kurs Rp 15.595). Meski melebihi realisasi investasi tahun 2022 sebesar USD 13,9 miliar, namun pencapaian pada tahun 2023 masih di bawah target yang ditetapkan sebesar USD 17,4 miliar. (Z-9)
DIREKTUR Utama Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Tutuka Ariadji mengatakan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sektor minyak dan gas (migas) sebesar Rp 117 triliun selama tahun 2023. Jumlah tersebut menurun dibandingkan capaian tahun 2022. .yang sebesar Rp 148,7 triliun.
Dijelaskannya, penyebab penurunan PNBP ini erat kaitannya dengan tren harga minyak mentah Indonesia (ICP) yang akan menurun pada tahun 2023. Menurut Dirjen Migas, rata-rata ICP Januari-Desember 2023 sebesar $78,43 per barel. Sedangkan rata-rata ICP Januari-Desember 2022 mencapai $97,03 per barel.
“Memang pada tahun 2023 PNBP turun dari tahun 2022 karena mengikuti ICP. Kita lihat ICP tahun 2022 memang sangat tinggi, sehingga pendapatan tahun 2022 lebih tinggi dan tahun 2023 turun lagi,” kata Tutuka pada 2023. Konferensi pers hasil kinerja subsektor migas di Jakarta, Selasa (16 Januari).
Efisiensi produksi minyak siap jual atau lifting pada tahun 2023 turun menjadi 605,5 ribu barel per hari (mbopd), turun dari lifting. Sedangkan gas lift pada tahun 2023 sedikit meningkat dibandingkan tahun 2022 menjadi 1.100 ribu barel setara minyak per hari (mboepd).
Tutuka menjelaskan, jika pembangunan infrastruktur gas dalam negeri memadai maka akan mendatangkan banyak offtaker atau pembeli gas. Pemerintah akan menyelesaikan serangkaian proyek pipa gas. Proyek ini II. tahap Pipa Transmisi Gas Bumi Cirebon-Semarang dijadwalkan selesai pada awal tahun 2025. Sementara untuk menambang minyak, pemerintah mendorong kontraktor kontrak kerja sama (CCP) untuk melakukan pengeboran sumur-sumur potensial guna meningkatkan produksi minyak.
“Untuk minyak, kita harus melakukan hal-hal tambahan dan penemuan-penemuan seperti mencari lapangan-lapangan (migas) yang belum dimanfaatkan dan sumur-sumur yang kurang dimanfaatkan,” jelas Tutuka.
Realisasi investasi migas tahun lalu senilai USD 15,6 miliar atau sekitar Rp 243 triliun (kurs Rp 15.595). Meski melebihi realisasi investasi tahun 2022 sebesar USD 13,9 miliar, namun pencapaian pada tahun 2023 masih di bawah target yang ditetapkan sebesar USD 17,4 miliar.
(Z-9)
Pendapatan pemerintah dari sektor migas turun menjadi Rp 117 triliun pada tahun 2023. Hal ini disebabkan oleh penurunan harga minyak dunia dan produksi migas yang menurun. Pemerintah perlu mencari sumber pendapatan alternatif untuk mengatasi penurunan pendapatan dari sektor migas.