Topautopay.com – Pemulihan fisik tim U-17 menjadi krusial jelang pertandingan melawan Panama. Dengan jadwal latihan yang padat, pemain harus mendapatkan perawatan yang tepat untuk memastikan kondisi fisik optimal. Pemulihan yang baik akan menjadi kunci dalam persiapan tim untuk meraih hasil maksimal di lapangan.
TIM U-17 Indonesia melanjutkan kampanyenya di Piala Dunia U-17 2023 melawan Panama di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, Senin (11/12). Tim Garuda Muda tidak akan pernah putus asa demi meraih poin kembali. Pelatih Bima Sakti fokus memperbaiki kondisi pemain jelang laga melawan Panama. Pasalnya, laga pertama sangat menguras tenaga dan di babak kedua Indonesia terpaksa harus banyak bertahan. Selain itu, tim memainkan perpanjangan waktu di kedua babak dengan total 22 menit, yang diberikan oleh wasit. Ujian pertahanan yang berhasil membendung Ekuador di laga pertama patut diimbangi dengan serangan yang efektif. Momentum serangan balik harus dioptimalkan untuk menciptakan peluang emas. Baca Juga: Imbang 1-1 Lawan Ekuador, Garuda Muda Tuliskan Sejarah Piala Dunia U-17 Kecepatan pemain Indonesia jadi potensi yang dimaksimalkan, seperti gol Arkhan Kaka di laga pertama. Setelah itu, beberapa peluang kembali terjadi serangan balik cepat, namun bola terhenti saat hampir memasuki sepertiga area lawan. Kami juga berharap para pemain bisa lebih menikmatinya dan tidak merasa gugup seperti di awal. Baca Juga: Piala Dunia Pertama di JIS, Polda Metro Kerahkan 1.019 Staf. Pelatih Bima Sakti menegaskan anak asuhnya ingin tetap menjaga fokus. Tim tetap menganggap serius Panama meski kalah dari Maroko di laga pertama. “Mereka (Panama) bagus. Tidak ada yang tidak bagus di grup ini. Ekuador luar biasa, Panama juga bagus, Maroko juga, tapi kami semua siap,” kata Bima. “Staf pelatih menyaksikan pertandingan mereka (Panama) secara langsung. Kami bisa mengambil penilaian dan belajar darinya dan memberikannya kepada para pemain,” tambahnya. Dari sisi bermain, Amar Brkić diharapkan segera pulih dan bisa tampil maksimal. Pemain asal Indonesia-Bosnia itu melewatkan laga pembuka karena kebugaran fisiknya tidak memungkinkan. Dia menderita diare karena dia masih dalam masa penyesuaian. “Amar sudah dua hari sakit diare, dua hari tidak latihan, kami tidak bisa. Bahkan kami tidak bisa memaksanya, sehingga takut kondisinya semakin parah,” kata Bima Sakti. Kiper Ikram Al Giffari juga diharapkan bisa konsisten menjadi benteng terakhir pertahanan Indonesia. Gencarnya serangan di laga melawan Ekuador yang mampu diredamnya memaksa Ikram menunjukkan kualitasnya. Ekuador mencatatkan 20 percobaan dan tujuh tembakan ke gawang, namun sebagian besar berhasil diredam. “Teman-teman bermain bagus, bekerja keras tanpa lelah meski sempat terpuruk, tim ini kembali bangkit. Kami berjuang untuk menjadi lebih baik dan kami berjuang untuk menang,” kata Ikram. (Dhk/Z-7)
TIM U-17 Indonesia melanjutkan kampanyenya di Piala Dunia U-17 2023 melawan Panama di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, Senin (11/12). Tim Garuda Muda tidak akan pernah putus asa demi meraih poin kembali.
Pelatih Bima Sakti fokus memperbaiki kondisi pemain jelang laga melawan Panama. Pasalnya, laga pertama sangat menguras tenaga dan di babak kedua Indonesia terpaksa harus banyak bertahan. Selain itu, tim memainkan perpanjangan waktu di kedua babak dengan total 22 menit, yang diberikan oleh wasit.
Ujian pertahanan yang berhasil membendung Ekuador di laga pertama patut diimbangi dengan serangan yang efektif. Momentum serangan balik harus dioptimalkan untuk menciptakan peluang emas.
Dengan bermain imbang 1-1 melawan Ekuador, Garuda Muda masuk dalam sejarah Piala Dunia U-17
Kecepatan pemain Indonesia punya potensi maksimal, seperti gol Arkhan Kaka di gim pertama.
Setelah itu, beberapa peluang kembali terjadi serangan balik cepat, namun bola terhenti saat hampir memasuki sepertiga area lawan. Kami juga berharap para pemain bisa lebih menikmatinya dan tidak merasa gugup seperti di awal.
Kejuaraan Dunia Pertama di JIS, Polda Metro mengerahkan 1.019 pegawai
Pelatih Bima Sakti menegaskan anak asuhnya ingin tetap menjaga fokus. Tim tetap menganggap serius Panama meski kalah dari Maroko di laga pertama.
“Mereka (Panama) bagus. Tidak ada yang tidak bagus di grup ini. Ekuador luar biasa, Panama juga bagus, Maroko juga, tapi kami semua siap,” kata Bima.
“Staf pelatih menyaksikan pertandingan mereka (Panama) secara langsung. Kami bisa mengambil penilaian dan belajar darinya dan memberikannya kepada para pemain,” tambahnya.
Dari sisi bermain, Amar Brkić diharapkan segera pulih dan bisa tampil maksimal. Pemain asal Indonesia-Bosnia itu melewatkan laga pembuka karena kebugaran fisiknya tidak memungkinkan. Dia menderita diare karena dia masih dalam masa penyesuaian.
“Amar sudah dua hari sakit diare, dua hari tidak latihan, kami tidak bisa. Bahkan kami tidak bisa memaksanya, sehingga takut kondisinya semakin parah,” kata Bima Sakti.
Kiper Ikram Al Giffari juga diharapkan bisa konsisten menjadi benteng terakhir pertahanan Indonesia. Gencarnya serangan di laga melawan Ekuador yang mampu diredamnya memaksa Ikram menunjukkan kualitasnya.
Ekuador mencatatkan 20 percobaan dan tujuh tembakan ke gawang, namun sebagian besar berhasil diredam.
“Teman-teman bermain bagus, bekerja keras tanpa lelah meski sempat terpuruk, tim ini kembali bangkit. Kami berjuang untuk menjadi lebih baik dan kami berjuang untuk menang,” kata Ikram. (Dhk/Z-7)
Pemulihan fisik tim U-17 menjadi krusial jelang pertandingan melawan Panama. Setelah melewati serangkaian latihan dan persiapan secara intensif, pemulihan menjadi fokus utama bagi para pemain. Dengan kondisi fisik yang prima, diharapkan tim U-17 mampu tampil maksimal dan meraih kemenangan dalam pertandingan yang akan datang.