Topautopay.com – Banjir Jakarta masih terus terjadi, meskipun Badan Pengelolaan Air Sungai Jakarta (BBWS Ciliwung-Cisadane) terus melakukan evaluasi terhadap Standar Operasional Prosedur (SOP) penggunaan Sistem Operasi Drainase Terbuka (Sodetan). Langkah-langkah perbaikan terus diupayakan untuk mengatasi masalah banjir di ibu kota.
KEPALA Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC), Bambang Heri Mulyono, akan menilai Standar Operasional Prosedur (SOP) Ciliwung Sodetan. Pengkajian ini bertujuan untuk menyempurnakan SOP yang diterapkan saat ini agar Selokan Ciliwung dapat lebih optimal dalam menanggulangi banjir. “Baru kali ini saluran airnya mengalami banjir. Makanya kita akan kaji ulang. Apakah SOP-nya sudah benar atau ada yang perlu diperbaiki,” kata Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) Bambang Heri Mulyono saat dikonfirmasi, Senin (13/11). .). Selama berada di Ibu Kota, lanjut Bambang, ia tak bisa merinci apa saja hal utama yang harus dinilai dalam karya Sodetan Ciliwung. Baca juga: Sodetan Bukan Satu-satunya Solusi Atasi Banjir di Jakarta. Ia hanya mengatakan Ciliwung Sodetan dikelola dengan baik. Evaluasi yang dilakukan saat ini juga untuk menyempurnakan SOP yang sudah ada. Banyak hal yang kami evaluasi terkait kejadian kemarin. Tentunya untuk perbaikan ke depan. Prinsipnya pengoperasian dan pengelolaan Ciliwung Sodetan sesuai rencana, kata Bambang. Sebagai informasi, proyek saluran air Ciliwung resmi dibuka Presiden Joko Widodo pada Senin (31 Juli). Pembangunan proyek ini berlangsung selama 11 tahun. Baca juga: Meski Kali Ciliwung Sodetan Dibangun, Jakarta Belum Bebas Banjir Keberadaan Sungai Ciliwung Sodetan diklaim mampu mengatasi permasalahan banjir di enam kecamatan di DKI Jakarta. Namun banjir masih melanda wilayah DKI Jakarta pada 4 dan 5 November 2023 setelah hujan deras. Proyek Ciliwung Sodetan yang disebut-sebut mampu mengatasi 62% banjir Jakarta juga dipertanyakan warga. Mega proyek yang menelan biaya lebih dari Rp 1 triliun itu dinilai tidak efektif mengatasi banjir di Jl Kebon Pala 2, RT 13/ RW 04, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur. Yakni terowongan terowongan sepanjang 1.268 meter yang diduga mampu mengalirkan air dengan volume 60 meter kubik per detik. Apalagi saluran airnya katanya sudah selesai dan buktinya banjir lagi, kata Ketua RT 12 Kebon Pala, Sanusi, saat dihubungi. Menurut Sanusi, banjir merendam rumah warga setelah hujan deras. Ia mendapat informasi, bendungan Katulampa bersiaga selama tiga hari. Bahkan, Pintu Air Depok dan Pintu Air Manggarai juga bersiaga tiga. Akibatnya, pihaknya memperkirakan akan terjadi banjir besar. (Z-10)
KEPALA Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC), Bambang Heri Mulyono, akan menilai Standar Operasional Prosedur (SOP) Ciliwung Sodetan. Pengkajian ini bertujuan untuk menyempurnakan SOP yang diterapkan saat ini agar Selokan Ciliwung dapat lebih optimal dalam menanggulangi banjir.
“Baru kali ini saluran airnya mengalami banjir. Makanya kita akan kaji ulang. Apakah SOP-nya sudah benar atau ada yang perlu diperbaiki,” kata Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) Bambang Heri Mulyono saat dikonfirmasi, Senin (11/1). 13.).
Selama berada di Ibu Kota, lanjut Bambang, ia tak bisa merinci apa saja hal utama yang harus dinilai dalam karya Sodetan Ciliwung.
Ia hanya mengatakan Ciliwung Sodetan dikelola dengan baik. Evaluasi yang dilakukan saat ini juga untuk menyempurnakan SOP yang sudah ada.
Banyak hal yang kami evaluasi terkait kejadian kemarin. Tentunya untuk perbaikan ke depan. Prinsipnya pengoperasian dan pengelolaan Ciliwung Sodetan sesuai rencana, kata Bambang. Sebagai informasi, proyek saluran air Ciliwung resmi dibuka Presiden Joko Widodo pada Senin (31 Juli). Pembangunan proyek ini berlangsung selama 11 tahun.
Keberadaan saluran air Ciliwung diklaim bisa mengatasi permasalahan banjir di enam kecamatan di DKI Jakarta. Namun banjir masih melanda wilayah DKI Jakarta pada 4 dan 5 November 2023 setelah hujan deras.
Proyek Ciliwung Sodetan yang disebut-sebut mampu mengatasi 62% banjir Jakarta juga dipertanyakan warga. Mega proyek yang menelan biaya lebih dari Rp 1 triliun itu dinilai tidak efektif mengatasi banjir di Jl Kebon Pala 2, RT 13/ RW 04, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur. Yakni terowongan terowongan sepanjang 1.268 meter yang diduga mampu mengalirkan air dengan volume 60 meter kubik per detik.
Apalagi saluran airnya dikatakan sudah selesai, buktinya banjir lagi, kata jangkar RT 12 Kebon Pala, Sanusi, saat ditemui.
Menurut Sanusi, banjir merendam rumah warga setelah hujan deras. Ia mendapat informasi, bendungan Katulampa bersiaga selama tiga hari. Bahkan, Pintu Air Depok dan Pintu Air Manggarai juga bersiaga tiga. Akibatnya, pihaknya memperkirakan akan terjadi banjir besar. (Z-10)
Banjir masih menjadi masalah utama di Jakarta. Badan operasional penanganan banjir, BBWSCC, terus mengkaji dan mengevaluasi prosedur operasi standar (SOP) untuk sistem drainase Sodetan. Hal ini diharapkan dapat membantu mengurangi banjir di ibu kota. Namun, masih diperlukan upaya lebih lanjut untuk mencegah banjir di masa depan.