Ismail Haniyeh (kanan) (AFP)
MEDIA yang terkait dengan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) menolak keras laporan The New York Times tentang kematian pemimpin Hamas Ismail Haniyeh. Media Amerika Serikat (AS) mengklaim Haniyeh dibunuh dua bulan sebelumnya oleh alat peledak yang disembunyikan di kamarnya.
Kebohongan ini menyebar sementara hasil penyelidikan ahli menunjukkan bahwa Haniyeh terkena rudal, tidak dapat dipungkiri bahwa rezim Zionis (Israel) terlibat, demikian bunyi laporan IRGC, seperti dikutip kantor berita Fars. Jumat (8 Februari).
Mengutip lima pejabat di Timur Tengah, sebuah laporan oleh The New York Times mengklaim bom itu disembunyikan di sebuah wisma yang dikelola IRGC di kompleks Neshat di Teheran utara. Secara rinci surat kabar tersebut memberitakan, ledakan yang terjadi pada Rabu (31/7) sekitar pukul 02.00 waktu setempat itu dipicu dari jarak jauh dan menimbulkan kerusakan cukup parah.
Baca Juga: Ismail Haniyeh Disebut Mati Karena Bom yang Sudah Lama Disimpan
Ledakan tersebut mengguncang gedung, memecahkan jendela-jendela dan meruntuhkan sebagian dinding luar. Namun, tidak jelas siapa pejabat Timur Tengah tersebut, dan jika mereka berasal dari negara-negara yang bersahabat dengan Iran, mereka berkepentingan untuk memberikan skenario yang tidak terlalu merugikan bagi IRGC atau rezim Iran.
Beberapa jurnalis dan aktivis Iran meragukan kebenaran laporan tersebut, dan mengatakan bahwa rezim Iran tidak ingin terlihat tidak mampu mempertahankan diri dari serangan rudal atau drone asing.
Pembunuhan Haniyeh, yang berada di Teheran saat pelantikan Presiden Masoud Pezeshkian, memicu spekulasi tentang metode pembunuhannya. Sebelumnya, sebagian besar pengamat menyebut pembunuhan itu dilakukan dengan rudal yang menghantam bagian tertentu gedung tempat Haniyeh menginap.
Baca juga: Houthi: Pembunuhan Ismail Haniyeh Tebar Konflik
Namun, menurut sebuah artikel di The New York Times, perencanaan yang cermat di balik serangan itu sedemikian rupa sehingga meskipun Ziyad al-Nakhalah, pemimpin Jihad Islam Palestina, tinggal di sebelahnya, kamarnya hanya mengalami kerusakan minimal, menurut dua warga Iran. pejabat.
Laporan-laporan, termasuk dari media pemerintah Iran, menunjukkan bahwa dia mungkin menjadi sasaran drone atau rudal berpemandu presisi, dan pasukan khusus di Teheran mengarahkan serangan dari jendela terdekat.
Teori lain yang dikemukakan oleh media Iran menunjukkan bahwa spyware dipasang di ponselnya, yang memungkinkan lokasinya dilacak dan akhirnya mengarah pada pelacakan dan pembunuhan.
Baca juga: Jusuf Kalla berangkat ke Qatar untuk menghadiri pemakaman Ismail Haniyeh
Hingga saat ini, para pejabat Iran belum mengomentari keadaan spesifik seputar kematian pria yang menjadi jembatan utama antara Iran dan Hamas sejak tahun 2017.
Laporan tersebut menghilangkan beberapa penjelasan penting, termasuk mengapa Haniyeh, yang beberapa kali menginap di wisma tersebut selama kunjungannya ke Teheran, menjadi sasaran serangan tersebut, tanpa memberikan alasan spesifik atas serangan tersebut.
Laporan New York Times bertentangan dengan pernyataan para pendukung Pezeshkian yang bersikeras bahwa serangan tersebut ditujukan pada pemerintahan barunya. Jika bom ditanam dua bulan lalu, Pezeshkian bahkan tidak akan menjadi calon presiden.
Baca Juga: Upacara Pemakaman Ismail Haniyeh di Teheran Iran
Jurnalis reformis dan aktivis politik Ahmad Zeidabadi menyatakan bahwa tujuan utama penyerangan terhadap Haniyeh adalah untuk mengganggu stabilitas dan berpotensi melumpuhkan pemerintahan Pezeshkian sejak awal.
Terlepas dari metode yang digunakan, para pejabat Iran telah mengakui kegagalan signifikan Iran dalam melindungi Haniyeh, yang mencerminkan kelalaian besar dalam keamanan negaranya.
Beberapa pejabat seperti wakil komandan IRGC Qasem Soleimani dan mantan anggota parlemen Mansour Haqiqatpour telah menyarankan bahwa pembersihan di dalam pasukan keamanan diperlukan.
Dia mengutuk pembunuhan tersebut karena dampaknya terhadap aparat keamanan Iran, dan mengatakan kepada Rouydad 24 bahwa pembunuhan tersebut meninggalkan kesan negatif pada pejabat keamanan Iran. Dia meminta pertanggungjawaban pejabat politik, militer dan keamanan tertentu, dan menyarankan bahwa beberapa pejabat mungkin perlu dicopot dari jabatannya.
Surat kabar Jomhouri-e Eslami Iran juga mengkritik pasukan keamanan karena gagal menghilangkan penyusup di barisan mereka. Artikel tersebut mengecam fokus pada balas dendam dibandingkan mencegah aksi teroris dan merekomendasikan pembersihan menyeluruh terhadap badan intelijen dan keamanan untuk mencegah pembunuhan semacam itu. (Saya-2)