Gempa tektonik di Gunung Salak semakin meningkat

Kegempataan Tektonik di Gunung Salak Meningkat

Topautopay.com – Gempa tektonik di Gunung Salak semakin meningkat, memicu kekhawatiran akan potensi bencana alam di daerah tersebut. Aktivitas seismik yang intens telah membuat para ahli geologi dan petugas penanggulangan bencana terus memantau kondisi gunung tersebut. Masyarakat di sekitar Gunung Salak juga diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan.

AKTIVITAS di Gunung Salak yang terletak di wilayah Bogor dan Sukabumi, Jawa Barat, mengalami peningkatan. Pusat Vulkanologi, Mitigasi dan Bencana Geologi mencatat adanya peningkatan jumlah gempa tektonik lokal. “Pada 6 Desember terjadi 8 kejadian, pada 7 Desember, 7 Desember, dan 8 Desember pada 7 Desember. Pada 1 dan 9 Desember tercatat 31 gempa tektonik jauh dan 22 gempa tektonik lokal,” kata Kepala PVMBG Hendra Gunawan, Senin (11/12). ). Meski kegempaannya biasanya normal, namun tetap harus hati-hati terhadap letusan freatik, baik berupa letusan lumpur atau uap air. Peristiwa itu terjadi secara mendadak pasca gempa tektonik lokal yang terjadi beberapa hari lalu. Menurut dia, saat musim hujan, tingkat kelembapan udara di sekitar kawah akan semakin tinggi sehingga menyulitkan penguraian gas vulkanik. Kondisi ini menyebabkan peningkatan konsentrasi gas dan dapat mengancam jiwa. Namun PVMBG menyatakan tingkat aktivitas Gunung Salak belum meningkat dan masih berada pada level I (normal). “Sebaiknya masyarakat, pengunjung, dan wisatawan tidak memasuki kawah dalam jarak 500 meter. Terdapat sejumlah kawah aktif yaitu Kawah Ratu, Kawah Hiup, dan Kawah Paeh,” tambah Hendra. Ia berharap masyarakat di sekitar Gunung Salak tetap tenang dan tidak terprovokasi dengan rumor akan terjadi letusan. “Warga dapat beraktivitas seperti biasa dan selalu mengikuti petunjuk BPBD setempat.” Letusan Gunung Salak terakhir terjadi pada tahun 1938 berupa letusan freatik dari kawah Cikuluwung Putri. Sejak saat itu, aktivitas terkini hanya berupa semburan lumpur di Kawah Tikus dan Kawah Hirup, serta jalur melalui solfatar dan fumarol di Kawah Tikus. (SG)

KEGIATAN Gunung Salak terletak di wilayah Bogor dan Sukabumi, Jawa Barat,
ditingkatkan. Pusat Vulkanologi, Mitigasi dan Bencana Geologi,
mencatat peningkatan jumlah gempa tektonik lokal.

Bacaan Lainnya

“6. Desember terjadi 8 kejadian, 7 kejadian pada tanggal 7 dan 7 kejadian pada tanggal 8 Desember
waktu. Dari 1 hingga 9 Desember, tercatat 31 gempa tektonik jauh
gempa tektonik lokal dan 22 kejadian,” kata Ketua PVMBG
Hendra Gunawan, Senin (11/12).

Meski kegempaan biasanya normal, namun Anda perlu berhati-hati
terjadinya letusan freatik, berupa semburan lumpur atau letusan uap air.
Peristiwa itu terjadi secara tiba-tiba setelah terjadi gempa tektonik lokal
beberapa hari yang lalu.

Menurut dia, saat musim hujan, tingkat kelembapan udara di sekitar kawah akan semakin tinggi sehingga menyulitkan penguraian gas vulkanik. Kondisi ini menyebabkan peningkatan konsentrasi gas dan dapat mengancam jiwa.

Namun PVMBG menyatakan tingkat aktivitas Gunung Salak tidak demikian
meningkat dan tetap pada level I (normal).

“Kami menyarankan masyarakat, pengunjung, dan wisatawan untuk tidak melakukan hal ini
memasuki kawah dalam jarak 500 meter. Terdapat sejumlah kawah aktif,
Yakni Kawah Ratu, Kawah Hidup, dan Kawah Mati,” tambah Hendra.

Ia berharap masyarakat di sekitar Gunung Salak tetap tenang, tidak
disebabkan oleh rumor akan adanya letusan. “Warga bisa beraktivitas
seperti biasa dan selalu mengikuti petunjuk BPBD setempat.”

Letusan Gunung Salak terakhir terjadi pada tahun 1938 berupa letusan freatik dari kawah Cikuluwung Putri. Sejak saat itu, aktivitas terkini hanya berupa semburan lumpur di Kawah Tikus dan Kawah Hirup, serta jalur melalui solfatar dan fumarol di Kawah Tikus. (SG)

Gempa tektonik di Gunung Salak semakin meningkat, meningkatnya aktivitas seismik dikhawatirkan dapat menyebabkan peningkatan potensi bahaya. Masyarakat di sekitar gunung diminta untuk tetap waspada dan siap menghadapi potensi bencana gempa bumi. Pihak berwenang diharapkan untuk terus memantau dan mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan.

Source

Pos terkait