Topautopay.com – Brunei Darussalam soon to invest in housing development in the Iskandar Malaysia area. The move is aimed to support Malaysia’s goal in developing sustainable urban living. With this investment, Brunei aims to contribute to the growth of the housing sector and provide more affordable housing options in the region.
DEPUTI Pembiayaan dan Investasi Otoritas Ibu Kota Nusantara atau Otoritas IKN Agung Wicaksono mengatakan IKN kembali mendapat negara investor baru yakni dari Brunei Darussalam. Agung mengatakan Brunei Darussalam menandatangani Letter of Intent (LoI) melalui konsorsium investor Bandar Seri Begawan yang dipimpin oleh adik Sultan Brunei, Pengiran Anak Puteri Hajah Amal Rakiah. Demikian hasil kunjungan Presiden Joko Widodo ke Brunei Darussalam pekan lalu. “Konsorsium internasional ini mewakili perusahaan-perusahaan tidak hanya dari Brunei tapi juga dari Arab Saudi. Mereka berpengalaman di Mesir dengan pembangunan ibu kota di Mesir dan tertarik untuk berinvestasi di bidang perumahan dan sudah menyerahkan LOI,” kata Agung dalam jumpa pers. konferensi yang memaparkan berita o Peletakan batu pertama 4 ibu kota Indonesia, Selasa (16 Januari). Sebagai investasi tahap pertama, dia mengatakan belum bisa dihitung perkiraan nilainya. Tapi setidaknya sekitar Rp4,5 triliun hingga Rp7 triliun untuk lahan konstruksi dan sebagainya, tergantung studi kelayakannya. Baca juga: OIKN berkomitmen ciptakan iklim investasi yang kondusif. Ada tahapan yang harus dilalui. Tapi ini menunjukkan minat internasional masih ada. Presiden Jokowi sangat disegani di mata negara, kata Agung. Kehadiran Brunei Darussalam sangat penting karena akan ada tiga negara di Pulau Kalimantan yang menjadi lokasi ibu kota nusantara, yakni Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Kerja sama ketiga negara ini akan berperan penting dalam mewujudkan ibu kota nusantara sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru. Lebih rinci ia menjelaskan, investasi konsorsium Brunei di bidang perumahan akan terdiri dari dua jenis, baik berupa rumah tapak, atau juga berupa apartemen atau apartemen. “Ini dua bidang yang mereka minati dalam LoI-nya. Nanti kita tindak lanjuti. Kita undang ke IKN, tapi kita stuck dengan jadwal pernikahan 10 hari. Jadi kita undang datang pada kesempatan berikutnya,” Kata Agung. .Hingga saat ini, total LoI yang masuk berjumlah 345 LoI, 60% di antaranya berasal dari dalam negeri, sedangkan sisanya investor asing, tepatnya sekitar 40%. Baca juga: Presiden Jokowi Tawarkan Investasi di IKN Brunei konsorsium investor Negara lain investor Negara-negara teratas yang investornya masih Singapura, Jepang, disusul Malaysia, China, dan Korea.”Ini kemarin tambahan dari Brunei yakni Brunei dan Saudi karena merupakan konsorsium internasional,” kata Agung. Sedangkan menurut LoI, kontrak investasi yang sudah diproses antara lain residensial. China sedang dalam proses menyelesaikan studi kelayakan. Saat ini sedang dilakukan evaluasi studi kelayakan untuk memastikan bahwa hal tersebut memang layak dilakukan. akan dilakukan tender dan investor-investor tersebut akan diseleksi untuk memastikan yang terbaik,” kata Agung. Begitu pula kelanjutan LoI dari Malaysia yang sudah berprosedur. Total nilai investasi yang telah terealisasi sebesar Rp 41,4 triliun. Agung juga memastikan, total LoI yang diterima lebih dari kebutuhan investasi IKN untuk kawasan pusat 1A sekitar Poros Nasional. “Tapi apakah melebihi kebutuhan kita tentu harus dievaluasi satu per satu. Yang penting tahun 2024 yang perlu dibangun adalah kawasan pusat pemerintahan, khususnya kawasan pusat 1A KIPP 1A di sekitar nasional ini. poros yang diperlukan untuk jalannya pemerintahan yang akan dimulai pada tahun 2024 dengan upacara pada tanggal 17 Agustus,” kata Agung. (Z-9)
DEPUTI Pembiayaan dan Investasi Otoritas Ibu Kota Nusantara atau Otoritas IKN Agung Wicaksono mengatakan IKN kembali mendapat negara investor baru yakni dari Brunei Darussalam.
Agung mengatakan Brunei Darussalam menandatangani Letter of Intent (LoI) melalui konsorsium investor Bandar Seri Begawan yang dipimpin oleh adik Sultan Brunei, Pengiran Anak Puteri Hajah Amal Rakiah. Demikian hasil kunjungan Presiden Joko Widodo ke Brunei Darussalam pekan lalu.
“Konsorsium internasional ini mempertemukan perusahaan-perusahaan tidak hanya dari Brunei tapi juga dari Arab Saudi. Mereka mempunyai pengalaman di Mesir dengan pembangunan ibu kota di Mesir dan tertarik untuk berinvestasi di bidang perumahan dan sudah menyerahkan LOI,” kata Agung di sebuah acara. konferensi pers yang memaparkan informasi terkini peletakan batu pertama 4 ibu kota Indonesia, Selasa (16 Januari).
Sebagai investasi tahap pertama, dia mengatakan belum bisa dihitung perkiraan nilainya. Tapi setidaknya sekitar Rp4,5 triliun hingga Rp7 triliun untuk lahan konstruksi dan sebagainya, tergantung studi kelayakannya.
“Nanti ada fase yang harus dilalui. Tapi ini menunjukkan kepentingan internasional masih ada. Presiden Jokowi sangat dihormati di mata negara,” kata Agung.
Kehadiran Brunei Darussalam sangat penting karena akan ada tiga negara di Pulau Kalimantan yang menjadi lokasi ibu kota nusantara, yakni Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Kerja sama ketiga negara ini akan berperan penting dalam mewujudkan ibu kota nusantara sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru.
Lebih rinci ia menjelaskan, investasi konsorsium Brunei di bidang perumahan akan terdiri dari dua jenis, baik berupa rumah tapak, atau juga berupa apartemen atau apartemen.
“Ini dua bidang yang mereka minati dalam LoI-nya. Nanti kita tindak lanjuti. Kita undang ke IKN, tapi kita stuck dengan jadwal pernikahan 10 hari. Jadi kita undang datang pada kesempatan berikutnya,” kata Agung..
Hingga saat ini, total LoI yang telah masuk sebanyak 345 LoI, dimana 60% diantaranya merupakan LoI dalam negeri. Sedangkan sisanya adalah investor asing, tepatnya sekitar 40%.
Investor negara lain
Negara investor terbesar masih Singapura, Jepang, disusul Malaysia, China, dan Korea.
“Ini penambahan dari Brunei kemarin yaitu Brunei dan Saudia karena merupakan konsorsium internasional,” kata Agung.
Sedangkan menurut LoI, kontrak investasi yang sudah diproses antara lain kontrak residensial. Tiongkok sedang dalam proses menyelesaikan studi kelayakan. Saat ini sedang dilakukan evaluasi terhadap studi kelayakan untuk memastikan bahwa hal tersebut memang layak dilakukan.
Nanti akan diumumkan tender dan dilakukan seleksi investor-investor tersebut untuk memastikan yang terbaik, kata Agung.
Begitu pula kelanjutan LoI dari Malaysia yang sudah berprosedur. Total nilai investasi yang telah terealisasi sebesar Rp 41,4 triliun.
Agung juga memastikan, total LoI yang diterima lebih dari kebutuhan investasi IKN untuk kawasan pusat 1A sekitar Poros Nasional.
“Tapi apakah melebihi kebutuhan kita tentu harus dievaluasi satu per satu. Yang penting tahun 2024 yang perlu dibangun adalah kawasan pusat pemerintahan, khususnya kawasan pusat 1A KIPP 1A di sekitar nasional ini. poros yang diperlukan untuk jalannya pemerintahan yang akan dimulai pada tahun 2024 dengan upacara pada tanggal 17 Agustus,” kata Agung.
(Z-9)
Brunei Darussalam berencana untuk berinvestasi di bidang perumahan di Kawasan Industri Kendal (IKN). Langkah ini diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia serta memperkuat kerja sama antara kedua negara. Investasi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pengembangan infrastruktur dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di Jawa Tengah.