Banyak rumor penutupan dan pergantian direktur, Investree bungkam

Ramai Isu Tutup dan Pemecatan CEO, Investree masih Bungkam

Topautopay.com – Banyak rumor tentang penutupan dan pergantian direktur yang mengguncang Investree, namun perusahaan tersebut memilih untuk tetap bungkam. Spekulasi tentang perubahan besar dalam struktur perusahaan telah menarik perhatian publik dan para pemangku kepentingan. Investor dan pelanggan menantikan informasi resmi dari pihak Investree.

INDUSTRI pinjaman peer-to-peer kembali menjadi perdebatan hangat di jejaring sosial X dan Instagram. Kali ini terkait pemberitaan liar penutupan operasional PT Investree Radhika Jaya (Investree) dan isu pemecatan CEO Investree oleh para wali perusahaan yang diduga karena penipuan. Hal ini santer diberitakan oleh akun komunitas teknologi @ecommurz dan beberapa akun lain seperti influencer saham dan kripto Andy Senjay @andysenjaya yang sejak akhir November 2023 mengeluhkan keterlambatan pembayaran dari Investree. Ditambah lagi viral di media sosial “Keterlambatan pembayaran hingga 1,5 tahun, tidak ada kabar. Setiap update hanya disebutkan dikenakan biaya, namun tidak pernah jelas. Saat ditanya tentang asuransi yang dijanjikan, jawabannya selalu template, ‘Masih berproses. harap sabar menunggu,” katanya. Akun @andysenjaya, dikutip Kamis (4/1/2024). Baca Juga: Transaksi E-commerce Meningkat, Kementerian Perdagangan Perketat Regulasi Manajemen Investree hingga saat ini belum bisa memberikan konfirmasi terkait isu pencopotan CEO dan dugaan penipuan yang terjadi. Kepala Hubungan Media Investrea Rahma Soediro mengatakan, pihaknya akan membuatkan lembaran jawaban. “Formulir tanggapannya masih kita susun, SLA 1×24 jam dengan investor. Masih ada beberapa bos yang cuti. Saya juga perlu persetujuan semua bos,” kata Rahma saat dihubungi, Kamis (1/4/2024). . Tingkat kredit macet di PT Investree Radhika Jaya (Investree) – salah satu perusahaan financial technology (fintech) atau peer to peer (P2P) lending – dikabarkan melonjak. Baca Juga: Contoh Ide Bisnis Rumahan Kecil Dikutip dari situs dan aplikasi resminya, Kamis (1/4/2024), tingkat gagal bayar Investree (TWP90) tercatat sebesar 12,58%, jauh lebih tinggi dibandingkan industri. Artinya, tingkat keberhasilan pelunasan Investree (TKB90) sebesar 87,42%. Per 4 Januari 2024, total pinjaman Investrea mencapai Rp444,69 miliar. TKB 90 merupakan tingkat keberhasilan pelaksanaan peer-to-peer lending dalam memperoleh pembayaran dari debitur sampai dengan 90 hari sejak tanggal jatuh tempo terakhir. Sebelumnya, dalam Rapat Dewan Pengawas (RDK) OJK, Direktur Eksekutif Pengawasan Lembaga Keuangan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman mengatakan, total tingkat risiko kredit macet (TWP90) per Oktober 2023 berada pada posisi 2,89% (dibandingkan September 2023 yang sebesar 2,82%). OJK terus memantau perkembangan implementasi rencana aksi yang telah disetujui, baik berupa langkah rekapitalisasi pemegang saham pengendali (PSP) maupun investor strategis baru, termasuk opsi pengembalian izin usaha yang dilakukan perusahaan. Selama November 2023, OJK menjatuhkan sanksi administratif kepada 5 perusahaan pembiayaan, 7 perusahaan modal ventura, dan 12 penyedia pinjaman P2P karena melanggar ketentuan yang berlaku. Pengenaan sanksi administratif terdiri atas 1 kali denda dan 42 kali teguran/teguran tertulis. OJK terus mendorong perusahaan keuangan, modal ventura, dan penyedia pinjaman P2P untuk terus memperkuat penerapan tata kelola, manajemen risiko, dan kepatuhan (GRC) agar dapat tumbuh dan berkembang secara sehat dan aman guna mendukung pertumbuhan perekonomian nasional. Agusman juga membeberkan syarat terkini tiga penyedia layanan kredit Tanifund, Investree, dan iGrow yang dikabarkan gagal bayar. Khusus Investree, OJK meminta disusun action plan. Investree juga diminta untuk meningkatkan upaya menagih portofolionya yang telah jatuh tempo. (Z-2)

INDUSTRI pinjaman peer-to-peer kembali menjadi perdebatan hangat di jejaring sosial X dan Instagram. Kali ini terkait pemberitaan liar penutupan operasional PT Investree Radhika Jaya (Investree) dan isu pemecatan CEO Investree oleh para wali perusahaan yang diduga karena penipuan.

Bacaan Lainnya

Hal ini santer diberitakan oleh akun komunitas teknologi @ecommurz dan beberapa akun lain seperti influencer saham dan kripto Andy Senjaya @andysenjaya yang mengeluhkan keterlambatan pembayaran dari Investree sejak akhir November 2023. Ditambah lagi, hal itu menjadi viral di media sosial

“Keterlambatan pembayaran sampai 1,5 tahun, nggak ada kabar sama sekali. Tiap update cuma bilang kena charge, tapi nggak pernah ada kejelasan. Kalau ditanya asuransi yang dijanjikan, jawabannya selalu template, ‘Masih berproses, sabar menunggu,’ ‘” katanya adalah. Akun @andysenjaya, dikutip Kamis (4/1/2024).

Jumlah transaksi e-commerce semakin meningkat, Kementerian Perdagangan memperketat regulasi

Hingga saat ini, Dewan Investree belum bisa memberikan konfirmasi terkait pemberhentian Presiden Dewan dan dugaan penipuan yang terjadi. Kepala Hubungan Media Investrea Rahma Soediro mengatakan, pihaknya akan membuatkan lembaran jawaban.

“Kita masih susun form responnya, SLA 1×24 jam dengan investor. Beberapa bos juga masih cuti. Saya juga perlu persetujuan semua bos,” kata Rahma saat dihubungi, Kamis (1/4/2024). .

Tingkat kredit macet di PT Investree Radhika Jaya (Investree) – salah satu perusahaan financial technology (fintech) atau peer to peer (P2P) lending – dikabarkan melonjak.

Contoh ide bisnis kecil-kecilan di rumah

Dikutip dari situs dan aplikasi resminya, Kamis (1/4/2024), tingkat gagal bayar Investree (TWP90) tercatat sebesar 12,58%, jauh di atas industri. Artinya, tingkat keberhasilan pelunasan Investree (TKB90) sebesar 87,42%. Per 4 Januari 2024, total pinjaman Investrea mencapai Rp444,69 miliar.

TKB 90 merupakan tingkat keberhasilan pelaksanaan peer-to-peer lending dalam memperoleh pembayaran dari debitur sampai dengan 90 hari sejak tanggal jatuh tempo terakhir. Sebelumnya, dalam Rapat Dewan Pengawas (RDK) OJK, Direktur Eksekutif Pengawasan Lembaga Keuangan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman mengatakan, total tingkat risiko kredit macet (TWP90) per Oktober 2023 berada pada posisi 2,89% (dibandingkan September 2023 yang sebesar 2,82%).

OJK terus memantau perkembangan implementasi rencana aksi yang telah disetujui, baik berupa langkah rekapitalisasi pemegang saham pengendali (PSP) maupun investor strategis baru, termasuk opsi pengembalian izin usaha yang dilakukan perusahaan. Selama November 2023, OJK menjatuhkan sanksi administratif kepada 5 perusahaan pembiayaan, 7 perusahaan modal ventura, dan 12 penyedia pinjaman P2P karena melanggar ketentuan yang berlaku.

Pengenaan sanksi administratif terdiri atas 1 kali denda dan 42 kali teguran/teguran tertulis. OJK terus mendorong perusahaan keuangan, modal ventura, dan penyedia pinjaman P2P untuk terus memperkuat penerapan tata kelola, manajemen risiko, dan kepatuhan (GRC) agar dapat tumbuh dan berkembang secara sehat dan aman guna mendukung pertumbuhan perekonomian nasional.

Agusman juga membeberkan syarat terkini tiga penyedia layanan kredit Tanifund, Investree, dan iGrow yang dikabarkan gagal bayar. Khusus Investree, OJK meminta disusun action plan. Investree juga diminta untuk meningkatkan upaya menagih portofolionya yang telah jatuh tempo. (Z-2)

Banyak rumor tentang penutupan dan pergantian direktur di Investree telah merebak, namun perusahaan itu sendiri memilih untuk bungkam. Spekulasi dan spekulasi mengenai nasib perusahaan pinjaman online terus berlanjut, sementara pihak Investree masih menahan diri untuk memberikan klarifikasi. Tunggu perkembangan berikutnya.

Source

Pos terkait