Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) beroperasi di wilayah Jeneponto, Sulawesi Selatan (Antara).
Asosiasi Energi Angin Indonesia (AEAI) terus mendukung kebijakan pemerintah yang berupaya mengurangi penggunaan energi fosil. Ketua Pengurus AEAI Feiral Rizky Batubara menegaskan, pihaknya siap bekerja sama dengan pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan guna mencapai tujuan transisi energi.
“Kami di AEAI berkomitmen untuk mendukung pemerintah Indonesia dalam meningkatkan porsi energi baru terbarukan (EBT) dalam bauran energi nasional. Energi angin memiliki potensi besar yang belum dimanfaatkan sepenuhnya, dan kami akan bekerja keras untuk memastikan hal ini Potensi tersebut dapat diwujudkan,” kata Feiral dalam keterangan tertulis, Jumat (8 Februari).
Ia optimis Indonesia akan mencapai target pangsa EBT sebesar 30% pada tahun 2050, sebagaimana tertuang dalam Kebijakan Energi Nasional. Energi angin akan menjadi bagian integral dari upaya ini.
“AEAI siap menjadi mitra strategis pemerintah dalam perjalanannya menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan,” tambahnya.
Baca juga: Upaya calon presiden mendorong transisi ke energi terbarukan bukanlah hal yang mudah
Selain itu, AEAI juga akan mengedukasi masyarakat mengenai potensi, manfaat dan keekonomian tenaga angin dan energi angin. Hal ini perlu dilakukan agar tercipta kesamaan persepsi dan dukungan terhadap sumber energi tersebut.
Sebagai informasi, AEAI atau dikenal dengan Asosiasi Energi Angin Indonesia (IWEA) didirikan pada tahun 2014 atas dorongan Badan Umum Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. AEAI adalah organisasi nirlaba yang bertujuan untuk mempromosikan dan mengembangkan penggunaan energi angin di tanah air. Salah satu caranya adalah pengembangan ladang angin dan komponen turbin angin.
AEAI bertindak sebagai jembatan antara pemerintah, industri dan pemangku kepentingan lainnya di sektor energi angin. Mereka aktif berkontribusi terhadap kebijakan pemerintah, mendorong investasi dan mengembangkan sumber daya manusia dan teknologi terkait energi angin. (Z-11)