Topautopay.com – Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta, disaksikan langsung saat warga antri panjang untuk mendapatkan air bersih. Hal ini menunjukkan betapa berharganya kebutuhan dasar bagi penduduk kota. Namun, warga juga menunggu janji-janji Anies tentang penyediaan air bersih yang belum terpenuhi. Perlu tindakan concrete untuk memastikan warga tidak lagi harus rela antri demi air bersih.
TIGA bulan terakhir, warga Kelurahan Buloa, Kecamatan Tallo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan tak mendapat air bersih akibat musim kemarau yang berkepanjangan. Ratusan warga terlihat antri untuk mendapatkan air bersih di Jalan Sultan Abdullah, salah satu lokasi tim kemenangan pasangan calon presiden dan wakil presiden Republik Indonesia, Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar (Amin), didukung Koalisi untuk perubahan, pada Minggu (11 Mei).
Anies Rasyid Baswedan yang berkesempatan menyaksikan langsung pembagian air bersih di Posko Resopa Amin, mengenakan kaos hitam bertuliskan ‘Taro Ada Taro Gau’ (Apa yang diucapkan harus diimbangi dengan tindakan), menggandeng saatnya berdialog dan mendengarkan keluh kesah warga yang setiap tahunnya saat musim kemarau pasti kekurangan air bersih.
Kalau di sini tidak ada air bersih, harus jalan jauh untuk mencari air minum bersih, karena kalau ada sumur yang masih ada airnya bukan untuk minum, hanya bisa untuk MCK (Mandi Cuci Toilet), kata salah satu warga.
Anies kemudian berpesan kepada ratusan warga yang mengantri bahwa kondisi ini harus diubah, dengan melakukan perubahan yang dimulai dari pemilihan pemimpin. Ia pun mengapresiasi inisiatif warga (Relawan) setempat yang mendistribusikan air bersih kepada warga yang membutuhkan. “Tapi ini bukan solusi jangka panjang. Ini solusi sementara,” ujarnya.
Mencermati kondisi tersebut, kata Anies, ia melihat pembangunan di Indonesia selama ini terkonsentrasi pada infrastruktur makro, kurang memperhatikan infrastruktur mikro. Ini soal infrastruktur mikro untuk kebutuhan rumah tangga.
Apa itu infrastruktur mikro, seperti kebutuhan rumah tangga, kebutuhan air rumah tangga, kebutuhan gas rumah tangga. Itu semua adalah contoh infrastruktur mikro. Nah, kita salah satu contoh yang prioritasnya adalah membangun infrastruktur mikro. kata Anies.
Sehingga negara bisa membantu rumah tangga yang bermasalah. “Seperti sekarang, masyarakat butuh air, mereka mencarinya sendiri, mereka membutuhkan gas, mereka mencarinya sendiri. Ketika negara membangun infrastruktur mikro, maka rumah tangga tersebut dapat menggunakan sumber daya tersebut untuk kebutuhan lain, tanpa harus khawatir mencari air. air, gas, dan sebagainya. Jadi, “pelayanan terputus tanpa ada hambatan,” lanjutnya.
Pemilik tempat distribusi air bersih, H. Muhammad Asri mengatakan, setiap harinya ia menyalurkan 80.000 liter air bersih kepada warga, dan ini terjadi setiap tahunnya. “Tahun ini merupakan tahun kekurangan air bersih terparah,” akunya.
Sementara itu, Pemerintah Kota Makassar menyatakan telah mendistribusikan air bersih kepada warga melalui PDAM Makassar, termasuk mobil pemadam kebakaran (Damkar) di setiap kecamatan. Hal ini dilakukan untuk mengatasi dampak kekurangan air bersih di sejumlah daerah.
“Enam daerah kabupaten bermasalah dengan air bersih, sehingga berdasarkan keputusan Wali Kota, dibentuklah sektor darurat yang unggulannya adalah PPBD. Ada tangki yang dioptimalkan dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan untuk membantu pendistribusian air,” kata PDAM Makassar Beni.Iskandar.
Terdapat penampungan air yang dikerahkan di wilayah terdampak kekeringan tahun 201 untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat. Waduk tersebut tersebar di enam kecamatan terdampak. Setiap rumah berhak mendapatkan 10 tabung atau setara dengan 200 liter air. (Z-10)
Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta, bersaksi tentang warga yang antri air bersih dan menjanjikan solusi. Namun, keadaan mengungkapkan ketidaksepakatan dalam janji tersebut. Belum ada tindakan konkret dari pemerintah untuk memenuhi kebutuhan dasar warga. Penyelesaian masalah ini tetap menjadi tuntutan publik yang harus ditangani dengan serius.