Topautopay.com – Anggota DPR dari Partai Republik mendesak Arsip Nasional untuk meningkatkan pengawasan terhadap kegiatan pemerintah. Mereka menegaskan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam menjalankan fungsi legislatif. Langkah ini diambil untuk memastikan kebijakan dan keputusan pemerintah dapat dipertanggungjawabkan dan diawasi dengan baik oleh publik.
Hot News—
Ketua DPR James Comer dan Rep. Byron Donalds, anggota komite dari Partai Republik, mengirim surat ke Administrasi Arsip dan Arsip Nasional pada hari Rabu untuk mencari dokumen terkait dengan penggunaan Air Force Two dan Marine Two oleh Hunter Biden saat Joe Biden menjadi wakil presiden.
Permintaan tersebut menyusul laporan Fox News pekan lalu bahwa Hunter Biden bepergian bersama ayahnya ke lebih dari selusin negara saat menjabat sebagai wakil presiden, termasuk perjalanan ke Eropa, Asia, dan Kanada.
Partai Republik merujuk pada laporan Fox News yang menuduh Biden menyalahgunakan Air Force Two ketika dia menjadi wakil presiden, dan mengatakan bahwa perjalanan Hunter Biden menawarkan kesempatan bagi putra Biden untuk memajukan urusan bisnisnya dan memperkaya keluarga Biden.
Presiden membantah terlibat dalam urusan putranya dan bersikeras bahwa dia tidak melakukan kesalahan apa pun terhadap Hunter. Gedung Putih telah lama berpendapat bahwa penyelidikan Comer bermotif politik karena belum menemukan bukti bahwa Joe Biden mendapat keuntungan langsung dari urusan luar negeri putranya atau keterlibatan Hunter Biden memengaruhi pengambilan keputusan ayahnya saat dia menjadi wakil presiden.
Tidak jarang presiden dan bahkan ibu negara mengajak anak-anaknya jalan-jalan. Beberapa anggota keluarga mantan Presiden Donald Trump juga sering bepergian dengan Air Force One dan Marine One selama ia menjadi presiden, termasuk mereka yang bekerja di Gedung Putih maupun yang tidak.
Gedung Putih menolak permintaan komentar mengenai surat tersebut.
“Selama lima tahun sekarang, Partai Republik mengejar dan gagal membuktikan konspirasi mereka sendiri mengenai Hunter Biden,” kata Abbe Lowell, penasihat Hunter Biden, dalam sebuah pernyataan kepada Hot News. Berbeda dengan Donald Trump dan keluarganya, Presiden Biden dan anak-anaknya tidak berbisnis bersama.
Surat itu menandai langkah terbaru dalam penyelidikan komite terhadap urusan keluarga Biden, dan muncul ketika anggota DPR dari Partai Republik semakin mempertimbangkan untuk membuka penyelidikan pemakzulan atas tindakan Joe Biden saat dia menjadi wakil presiden.
Surat tersebut meminta NARA menyerahkan dokumen paling lambat tanggal 13 September.
Dalam surat mereka, Comer dan Donalds merujuk pada kesaksian baru-baru ini dari salah satu mantan mitra bisnis Hunter Biden, Devon Archer, yang mengatakan kepada panel bahwa “sangat salah” bahwa Joe Biden tidak berperan dalam urusan putranya. Hot News sebelumnya melaporkan bahwa Archer mengatakan kepada komite bulan lalu bahwa Hunter Biden menjual “ilusi” akses ke ayahnya, namun tidak memberikan bukti yang menghubungkan Joe Biden dengan urusan luar negeri putranya.
Komite tersebut juga mengklaim telah mengetahui bahwa Wakil Presiden Biden bertemu dengan setidaknya salah satu rekan Hunter Biden di Beijing selama kunjungan resmi, mengutip kesaksian Archer. Namun Archer mengaku tidak hadir dalam pertemuan yang dituduhkan tersebut dan tidak mengetahui detailnya.
Dalam pernyataannya kepada Hot News mengenai surat tersebut, Comer berkata, “Kami sepenuhnya berharap Arsip Nasional memberikan informasi ini kepada Komite Pengawas sehingga kami dapat memberikan transparansi yang dituntut dan layak diterima oleh warga Amerika.”
Anggota DPR dari Partai Republik telah menyampaikan permohonan kepada Arsip Nasional untuk melakukan pengawasan yang ketat terhadap proses pemilu. Langkah ini diambil guna memastikan integritas dan transparansi pemilihan umum demi menjaga demokrasi yang kuat.