Topautopay.com – Sebanyak 3.000 warga Gaza terpaksa mengungsi di rumah sakit Indonesia akibat serangan udara yang terus menerus di wilayah mereka. Rumah sakit di Indonesia memberikan perlindungan dan perawatan medis bagi para pengungsi ini. Situasi di Gaza semakin memprihatinkan dan bantuan internasional sangat dibutuhkan untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga sipil yang terdampak konflik.
Rumah Sakit Indonesia (RS) di Bayt Lahia, Provinsi Gaza Utara, Jalur Gaza, Palestina, yang berkapasitas 200 orang, merawat hampir 1.000 pasien. Tak hanya itu, rumah sakit yang dibangun atas sumbangan Indonesia sebesar Rp126 miliar ini menjadi tempat perlindungan 3000 orang dari kebiadaban Israel. Hukum internasional dan hukum humaniter internasional mengecualikan RS dari menjadi sasaran pihak mana pun selama perang. Namun Israel mengabaikannya bahkan tanpa mendapat sanksi dari PBB atau Amerika Serikat, yang mereka katakan sebagai polisi dunia. Pada Kamis (11 September), rumah sakit yang diresmikan Wakil Presiden Yusuf Kalla pada 27 Desember 2015 itu menjadi sasaran pasukan Israel. Sebanyak 11 rudal menyasar tempat terakhir yang dianggap aman oleh warga, yakni ditutup dan diisolasi sejak kelompok Zionis mendirikan negara Israel pada 1947. Baca juga: Dituding Jadi Markas Hamas, Kawasan Sekitar Rumah Sakit Indonesia di Gaza adalah dibombardir oleh rudal Israel. Jauh sebelum rumah sakit ini resmi beroperasi, rumah sakit ini sering diserang oleh Israel. Pada tanggal 14 November 2011, Israel melancarkan serangan terhadap sebuah rumah sakit di Indonesia, menewaskan dua orang dan melukai lebih banyak orang. Kemudian pada Oktober 2018, sebuah rumah sakit Indonesia dan Gaza terkena serangan udara Israel. Terbaru, pada Kamis (11 September), Israel menembakkan 11 rudal ke sekitar rumah sakit Indonesia. Malam itu terjadi pengeboman, tepatnya di kawasan 100-150 meter dari RS Indonesia. Delapan orang tewas dan 10 orang luka-luka. Kejadiannya sekitar pukul 18.00 waktu Gaza, kata salah satu relawan Komite Pelayanan Medis Darurat. .bantuan (Mer-C) Fikri Rofiul Hak kepada Media Indonesia, Jumat (11/10). Baca juga: Viral Surat dari 100 Dokter Israel yang Menyerukan Rumah Sakit di Gaza Dibom. Ini isinya. Saat kejadian, kata dia, hampir seluruh warga yang mengungsi di RS Indonesia terlihat panik. Yang lebih tragis lagi, lanjutnya, satu-satunya genset yang bisa bekerja akan segera mati karena kekurangan bahan bakar. Dengan begitu, kebutuhan listrik untuk memberikan pelayanan medis di rumah sakit di Indonesia bisa lumpuh total. “Sesuai keterangan Direktur RS Indonesia, Kamis (11/9), bahan bakar yang tersedia hanya mampu bertahan hingga 24 jam ke depan,” tutupnya. Secara terpisah, Wakil Ketua BKSAP DPR RI Sukamta menyampaikan penyesalannya atas serangan Israel di dekat RS Indonesia di Gaza. Rumah Sakit di Palestina ini merupakan bantuan masyarakat Indonesia untuk rakyat Palestina. Anggota Komisi 1 DPR RI dari Fraksi PKS ini juga mengatakan, RS Indonesia di Palestina merupakan salah satu bentuk kehormatan Indonesia yang nilainya sama dengan gedung KBRI. Penyerangan terhadap rumah sakit di Indonesia sama saja dengan penyerangan terhadap Indonesia. Sukamta juga mendesak pemerintah Indonesia untuk mengevakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) yang masih berada di Palestina. Kami berharap pemerintah dan masyarakat Indonesia terus memberikan bantuan kemanusiaan dan dukungan kesehatan. (Cah/Z-7)
Rumah Sakit Indonesia (RS) di Bayt Lahia, Provinsi Gaza Utara, Jalur Gaza, Palestina, yang berkapasitas 200 orang, merawat hampir 1.000 pasien. Tak hanya itu, rumah sakit yang dibangun atas sumbangan Indonesia sebesar Rp126 miliar ini menjadi tempat perlindungan 3000 orang dari kebiadaban Israel.
Hukum internasional dan hukum humaniter internasional mengecualikan RS dari menjadi sasaran pihak mana pun selama perang. Namun Israel mengabaikannya bahkan tanpa mendapat sanksi dari PBB atau Amerika Serikat, yang mereka katakan sebagai polisi dunia.
Pada Kamis (11 September), rumah sakit yang diresmikan Wakil Presiden Yusuf Kalla pada 27 Desember 2015 itu menjadi sasaran pasukan Israel. Sebanyak 11 rudal menargetkan tempat terakhir yang dianggap aman oleh penduduk, yang telah ditutup dan diisolasi sejak kelompok Zionis mendirikan negara Israel pada tahun 1947.
Dituding sebagai markas Hamas, kawasan sekitar RS Indonesia di Gaza dibombardir roket Israel
Jauh sebelum rumah sakit ini resmi beroperasi, rumah sakit ini sering diserang oleh Israel. Pada tanggal 14 November 2011, Israel melancarkan serangan terhadap sebuah rumah sakit di Indonesia, menewaskan dua orang dan melukai lebih banyak orang. Kemudian pada Oktober 2018, sebuah rumah sakit Indonesia dan Gaza terkena serangan udara Israel.
Terbaru, pada Kamis (11 September), Israel menembakkan 11 rudal ke sekitar rumah sakit Indonesia. Malam itu terjadi pengeboman tepatnya di kawasan 100-150 meter dari RS Indonesia. Delapan orang tewas dan 10 orang luka-luka. Kejadiannya sekitar pukul 18.00 waktu Gaza, kata salah satu relawan Komite Darurat Medis. aid (Mer-C) Fikri Rofiul Hak untuk Media Indonesia, Jumat (11.10.).
Surat viral dari 100 dokter Israel yang menyerukan agar rumah sakit Gaza dibom. Ini Daftar Isinya
Saat kejadian, kata dia, hampir seluruh warga yang mengungsi di RS Indonesia terlihat panik. Yang lebih tragis lagi, lanjutnya, satu-satunya genset yang bisa bekerja akan segera mati karena kekurangan bahan bakar.
Dengan begitu, kebutuhan listrik untuk memberikan pelayanan medis di rumah sakit di Indonesia bisa lumpuh total. “Sesuai keterangan Direktur RS Indonesia, Kamis (11/9), bahan bakar yang tersedia hanya mampu bertahan hingga 24 jam ke depan,” tutupnya.
Secara terpisah, Wakil Ketua BKSAP DPR RI Sukamta menyampaikan penyesalannya atas serangan Israel di dekat RS Indonesia di Gaza. Rumah Sakit di Palestina ini merupakan bantuan masyarakat Indonesia untuk rakyat Palestina.
Anggota Komisi 1 DPR RI dari Fraksi PKS ini juga mengatakan, RS Indonesia di Palestina merupakan salah satu bentuk kehormatan Indonesia yang nilainya sama dengan gedung KBRI. Penyerangan terhadap rumah sakit di Indonesia sama saja dengan penyerangan terhadap Indonesia.
Sukamta juga mendesak pemerintah Indonesia untuk mengevakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) yang masih berada di Palestina. Kami berharap pemerintah dan masyarakat Indonesia terus memberikan bantuan kemanusiaan dan dukungan kesehatan. (Cah/Z-7)
Sebanyak 3.000 warga Gaza mengungsi di Rumah Sakit Indonesia akibat serangan udara Israel yang menghancurkan rumah-rumah mereka. Kondisi kesehatan mereka semakin terancam karena sulitnya mendapatkan layanan kesehatan di tengah konflik yang terus berlanjut. Kita perlu memberikan bantuan dan dukungan bagi para pengungsi ini.